Showing posts with label Peristiwa. Show all posts
Showing posts with label Peristiwa. Show all posts

Wednesday, 7 August 2013

Wawancara dengan Muhammad, Tentara Bashar Asad yang Membelot: “Saya Dilarang Shalat…”

Sore hari, saat kami stand-by di klinik datang dua orang pemuda. Seorang di antaranya memakai baju tentara. Ia mengantarkan temannya yang menderita demam.

Dari informasi petugas klinik lainnya, kami tahu bahwa orang berbaju tentara itu adalah mantan tentara Bashar Asad yang kini membelot bergabung bersama Mujahidin. Sembari menunggu jadwal pemeriksaan temannya, kami mengajaknya bincang-bincang sejenak.

Bisa Anda perkenalkan diri?
Nama saya Muhammad. Usia 21 tahun. Saya dulu tentara pemerintah Bashar Asad dengan pangkat baru bintara, bertugas di Aleppo. Saya Sunni.
Mengapa Anda waktu itu bergabung dengan tentara Asad yang dikuasai kaum Alawiyin/Nushairiyah?
Ya, waktu itu saya ingin menjadi tentara saja. Tidak ada tendensi apa-apa selain menjalani kehidupan manusia normal sebagai tentara. Itu saja.
Sejak kapan Anda membelot?
Lima bulan lalu.
Sebabnya?
Saya tidak tahan dengan kezaliman yang saya saksikan di depan mata kepala saya sendiri. Saya dilarang shalat, dilarang shaum. Kami, para tentara diperintah untuk membunuh warga sendiri. Kalau tidak mau membunuh, kami dihukum.
Anda pernah membunuh kaum Muslimin?
Alhamdulillah, tidak. Saya bertugas menjaga markas.
Bagaimana cara Anda melarikan diri dari kesatuan?
Waktu itu bersama dengan 21 teman saya lainnya mengajukan cuti. Habis itu tidak kembali, dan kami bergabung dengan Jaisyul Hurr (Tentara Pembebasan).
Bagaimana nasib keluarga Anda ketika diketahui Anda membelot? Bukankah Asad dikenal menghabisi keluarga musuh-musuhnya?
Untuk beberapa bulan ini pemerintah tidak mungkin bisa memeriksa satu per satu tentara yang membelot untuk kemudian menemukan keluarganya. Jumlah pasukan yang membelot sangat banyak. Sementara mereka kekurangan orang yang bertugas mencari-cari data keluarga pembelot.
Tentara Bashar Asad begitu kejam membunuhi rakyatnya. Apa spirit yang dipompakan kepada mereka sehingga bisa berlaku sekejam itu?
Kami selalu ditekankan bahwa yang kami lawan adalah “teroris”.
Meski fakta di lapangan yang dibunuh adalah wanita dan anak-anak?
Ya, benar. Prinsip yang selalu ditekankan kepada kami adalah: habisi mereka dahulu sebelum engkau dihabisi mereka.
Kabarnya Bashar Asad disupport tenaga tempur dari Iran dan Rusia?
Ya, benar. Orang-orang Iran dan Rusia memegang peran strategis dalam perang ini, seperti menerbangkan pesawat tempur dan menembakkan roket. Selain itu, juga disupport tenaga tempur dari Hizbullah (Lebanon) dan Jaisy Al-Mahdi.
(Kawan Muhammad menambahkan kaum Alawiyin dari Turki juga bergabung dengan tentara Bashar Asad).
Apa motivasi mereka membantu Bashar Asad?
Kalau orang-orang Iran, mereka menganggap ini sebagai jihad. Kalau mereka mati, mereka yakin mati syahid.
Di antara pasukan Bashar ada yang mengaku sebagai orang Islam. Bahkan tentara Iran meniatkan perang sebagai jihad. Apakah saat berperang juga kalian bertakbir sebagaimana para Mujahidin?
Tidak ada takbir sama sekali. Yang ada hanya rasa takut yang mencekam.
Ribuan tentara Bashar Asad membelot, ini di antaranya

Hmm… paling sekitar 3 bulan.

Alasannya?
Anda bisa lihat sendiri banyak daerah sudah dikuasai Jaisul Khurr. Tentara pemerintah sekarang dalam kondisi terkepung, seperti di Idlib dan Aleppo.
Pertanyaan terakhir. Apa tujuan Anda ikut memerangi Bashar Asad, apakah untuk kebebasan, demokrasi, atau … ?
Tidak. Kami memerangi Bashar Asad karena ingin menegakkan hukum Allah.

BAGIKAN ARTIKEL : Facebook Twitter Google+ Linkedin

Keajaiban Perang di Suriah: Para Malaikat, Tentara Allah, Turun Membantu Mujahidin


Perang di Suriah, entah kenapa, media di Indonesia khususnya seperti tak berminat untuk memblowupnya. Kecamuk perang di Suriah dan banyaknya korban gugur, khususnya dari kalangan warga sipil Muslim, luput dari berita. Bahkan, ironisnya, umumnya media menyebut Mujahidin yang melawan rezim thaghut Bashar Asad sebagai “pemberontak”. Karena sunyi dari berita dan tayangan inilah, otomatis publik–khususnya umat Islam di Indonesia–tidak begitu ngeh dengan apa yang terjadi di Suriah sesungguhnya.

Padahal, seperti diceritakan relawan Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) yang terlibat dalam bantuan kemanusiaan dan medis di salah satu front di jabal Akrod, perang di Suriah sungguh luar biasa. Karena itulah, kenapa, misalnya, dengan kehendak Allah, bumi Syam (Suriah) dipilih sebagai tempat perang yang melibatkan banyak pihak.

Akankah perang Suriah berlangsung lama, bahkan kelak menjadi cikal bakal peperangan menjelang kiamat tiba? Wallahu A’lam. Yang jelas, keterlibatan banyak pihak (negara) dalam konflik di Suriah ini, boleh jadi ada skenario yang Allah kehendaki dalam peperangan ini.

Tim Ketiga Relawan HASI, setidaknya, merasakan keberkahan bumi Syam. Panggilan jihad benar-benar mereka saksikan di wilayah tempat mereka mengemban tugas.

Saat mereka bertugas di Jabal Akrod, banyak kisah dan pengakuan yang mereka dengar sendiri, betapa pertolongan Allah benar-benar turun di Bumi Jihad Suriah.

Koordinator Tim Ketiga HASI, Abu Yahya, menceritakan kisah seorang mantan tentara Bashar Asad yang membelot dan bertaubat lalu bergabung dengan Mujahidin.

Para Pejuang Suriah yang melawan rezin Assad
Saat diwawancara oleh Mujahidin Suriah dan relawan HASI, mantan tentara Asad itu, menjawab pertanyaan kenapa pasukan Asad yang berjumlah 1500 personel di Jabal Akhrod tidak berani melakukan serangan kepada Mujahidin Suriah yang hanya berjumlah 150 personel, padahal baik secara kekuatan (jumlah) maupun persenjataan, Mujahidin jauh kalah dibanding tentara Asad.

Mantan tentara Asad itu menjelaskan sembari terkejut dan heran lalu balik bertanya. “Siapa bilang jumlah kalian sedikit? Kami setiap malam melihat kalian dengan pakaian putih-putih bergerak dari satu lembah ke lembah lain sehingga kami berpikir jumlah kalian begitu banyak dan menjadi pertimbangan kami untuk tidak lebih dulu menyerang,” ungkapnya seperti diceritakan kembali oleh Abu Yahya dalam presentasi Laporan Tim ke-3 HASI kepada Forum Indonesia Peduli Suriah (FIPS) di Gedung Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Jakarta, Selasa (11/12/2012).

Seperti diketahui, wilayah Jabal Akrod mempunyai sebuah tapal batas dengan tentara Asad yang jumlahnya ribuan. Tapal batas tersebut hanya dijaga oleh ratusan mujahidin. Begitu pentingnya tapal batas tersebut mempengaruhi situasi di Jabal Akrod, jika pasukan Asad mampu membobolnya.

“Namun, hingga kita pulang mereka tidak mampu membobol tapal batas, Allah menurunkan pertolongannya. Sebab, di sana dijaga oleh para Mujahidin yang sangat ikhlas mencari ridho Allah, sangat menjaga ke-Islamannya, sedikit bicara, menundukkan pandangan, dan menjauhi sikap ashobiyah (fanatisme kelompok),” papar Ustadz Oemar Mitha, penerjemah yang terlibat dalam bantuan kemanusiaan HASI.

Pejuang Suriah Berjihad dijalan Allah melawan Tentara Assad
Peristiwa-peritistiwa luar biasa seperti di atas pun tidak hanya terjadi satu kali. Pada kejadian yang lain, Mujahidin hendak melakukan perang dengan konvoi 50 truk yang berisi tentara Bashar Asad.

Hingga pada satu titik terjadilah baku tembak antara Mujahidin dengan tentara Asad. Mujahidin memang sudah bertekad untuk menghabisi dan memukul mundur tentara Bashar Asad.

Di luar dugaan, tiba-tiba saja muncul kejadian di luar perkiraan mereka. Helikopter dan pesawat tempur datang seperti hendak memerangi Mujahidin. Mujahidin yakin, ini bantuan dari pihak Bashar Asad untuk menghabisi mereka.

Ingat, hingga kini Mujahidin Suriah sama sekali tidak memiliki alat tempur seperti pesawat. Mereka bertempur hanya via jalur darat dengan persenjataan yang kalah canggih jika dibandingkan milik rezim Asad.

Mengukur jumlah personel dan persenjataan yang terbatas, komando Mujahidin menyerukan agar segera mengosongkan tempat pertempuran dan masuk ke gunung-gunung untuk mengatur strategi.

Anehnya, ketika Mujahidin sudah menarik diri, suara baku tembak masih saja terus terjadi. Berondongan dan desingan peluru seperti enggan berhenti walau tidak ada satu Mujahidin pun tersisa di lokasi pertempuran. Komandan Mujahidin sampai bertanya-tanya dalam hati, siapakah sebenarnya yang sedang berperang melawan tentara Bashar Asad?

Ia pun mengecek jumlah personel untuk memastikan kemungkinan ada Mujahidin tertinggal dan melakukan perlawanan terhadap tentara Asad. Namun hasil perhitungannya, seluruh Mujahidin sudah berada di gunung.

Hingga datang matahari terbit dan mereka yakin kondisi telah aman, barisan Mujahidin pun turun dari gunung-gunung. Dan, betapa terkejutnya mereka melihat sebagian tentara Asad telah tewas dengan luka menganga. Sebagian lainnya mengalami luka berat layaknya baru menghadapi pertempuran hebat.

Tentu kejadian ini menjadi seribu tanya bagi Abu Yahya, relawan HASI yang menghabiskan waktu selama satu bulan, 4 November-4 Desember 2012, di Desa Salma, Jabal Akhrod, Suriah. Ia mendapatkan kisah ini langsung dari Mujahidin.

“Lantas siapa yang berada di dalam pesawat dan helikopter untuk melawan tentara Suriah?” tanya Abu Yahya yang diliputi rasa heran audiens yang hadir.


Banyak peristiwa-peristiwa lain yang belum sempat diceritakan relawan HASI secara lengkap mengingat keterbatasan waktu. Namun, kisah-kisah tersebut sudah cukup mengukuhkan keyakinan perihal munculnya ayaturrahman fii jihadil-Syam (keajaiban perang di Bumi Syam).
“(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabb-mu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut,” (QS Al-Anfal: 10). Allahu Akbar!


BAGIKAN ARTIKEL : Facebook Twitter Google+ Linkedin

Saturday, 11 May 2013

Kisah dan Keajaiban Di Gaza Palestina


Gaza, itulah nama hamparan tanah yang luasnya tidak lebih dari 360 km persegi. Berada di Palestina Selatan, “terjepit” di antara tanah yang dikuasai penjajah Zionis Israel, Mesir, dan laut Mediterania, serta dikepung dengan tembok di sepanjang daratannya. Sudah lama Israel “bernafsu” menguasai wilayah ini. Namun, jangankan menguasai, untuk bisa masuk ke dalamnya saja Israel sangat kesulitan.

Sudah banyak cara yang mereka lakukan untuk menundukkan kota kecil ini. Blokade rapat yang membuat rakyat Gaza kesulitan memperoleh bahan makanan, obat-obatan, dan energi, telah dilakukan sejak 2006 hingga kini. Namun, penduduk Gaza tetap bertahan, bahkan perlawanan Gaza atas penjajahan Zionis semakin menguat.

Akhirnya Israel melakukan serangan “habis-habisan” ke wilayah ini sejak 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009. Mereka”mengguyurkan” ratusan ton bom dan mengerahkan semua kekuatan hingga pasukan cadangannya. Namun, sekali lagi, negara yang tergolong memiliki militer terkuat di dunia ini harus mundur dari Gaza.

Di atas kertas, kemampuan senjata AK 47, roket anti tank RPG, ranjau, serta beberapa jenis roket buatan lokal yang biasa dipakai para mujahidin Palestina, tidak akan mampu menghadapi pasukan Israel yang didukung tank Merkava yang dikenal terhebat di dunia. Apalagi menghadapi pesawat tempur canggih F-16, heli tempur Apache, serta ribuan ton “bom canggih” buatan Amerika Serikat. Akan tetapi di sana ada “kekuatan lain” yang membuat para mujahidin mampu membuat “kaum penjajah” itu hengkang dari Gaza dengan muka tertunduk, walau hanya dengan berbekal senjata-senjata “kuno”. 

Itulah pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada para pejuangnya yang taat dan ikhlas. Kisah tentang munculnya “pasukan lain” yang ikut bertempur bersama para mujahidin, semerbak harum jasad para syuhada, serta beberapa peristiwa “aneh” lainnya selama pertempuran, telah beredar di kalangan masyarakat Gaza, ditulis para jurnahs, bahkan disiarkan para khatib Palestina di khutbah-khutbah Jumat mereka. 

Berikut ini adalah rangkuman kisah-kisah “ajaib” tersebut dari berbagai sumber untuk kita ingat dan renungkan :

Pasukan “Berseragam Putih” di Gaza

Ada “pasukan lain” membantu para mujahidin Palestina. Pasukan Israel sendiri mengakui adanya pasukan berseragam putih itu. Suatu hari di penghujung Januari 2009, sebuah rumah milik keluarga Dardunah yang berada di antara Jabal Al Kasyif dan Jabal Ar Rais, tepatnya di jalan Al Qaram, didatangi oleh sekelompok pasukan Israel. Seluruh anggota keluarga diperintahkan duduk di sebuah ruangan. Salah satu anak laki-laki diinterogasi mengenai ciri-ciri para pejuang al-Qassam.

Saat diinterogasi, sebagaimana ditulis situs Filisthin Al Aan (25/1/2009), mengutip cerita seorang mujahidin al-Qassam, laki-laki itu menjawab dengan jujur bahwa para pejuang al-Qassam mengenakan baju hitam-hitam. Akan tetapi tentara itu malah marah dan memukulnya hingga laki-laki malang itu pingsan. Selama tiga hari berturut-turut, setiap ditanya, laki-laki itu menjawab bahwa para pejuang al-Qassam memakai seragam hitam. Akhirnya, tentara itu naik pitam dan mengatakan dengan keras, “Wahai pembohong! Mereka itu berseragam putih!”

Cerita lain yang disampaikan penduduk Palestina di situs milik Brigade Izzuddin al-Qassam, Multaqa al-Qasami, juga menyebutkan adanya “pasukan lain” yang tidak dikenal. Awalnya, sebuah ambulan dihentikan oleh sekelompok pasukan Israel. Sopirnya ditanya apakah dia berasal dari kelompok Hamas atau Fatah? Sopir malang itu menjawab, “Saya bukan kelompok mana-mana. Saya cuma sopir ambulan.” Akan tetapi tentara Israel itu masih bertanya, “Pasukan yang berpakaian putih-putih dibelakangmu tadi, masuk kelompok mana?” Si sopir pun kebingungan, karena ia tidak melihat seorangpun yang berada di belakangnya. “Saya tidak tahu,” jawaban satu-satunya yang ia miliki.

Suara Tak Bersumber

Ada lagi kisah karamah mujahidin yang kali ini disebutkan oleh khatib masjid Izzuddin Al Qassam di wilayah Nashirat Gaza yang telah ditayangkan oleh TV channel Al Quds, yang juga ditulis oleh Dr Aburrahman Al Jamal di situs Al Qassam dengan judul Ayaat Ar Rahman fi Jihad Al Furqan (Ayat-ayat Allah dalam Jihad Al Furqan).
Sang khatib bercerita, seorang pejuang telah menanam sebuah ranjau yang telah disiapkan untuk menyambut pasukan Zionis yang melalui jalan tersebut. “Saya telah menanam sebuah ranjau. Saya kemudian melihat sebuah helikopter menurunkan sejumlah besar pasukan disertai tank-tank yang beriringan menuju jalan tempat saya menanam ranjau,” kata pejuang tadi.
Tank Israel yang terkena Ranjau

Akhirnya, sang pejuang memutuskan untuk kembali ke markas karena mengira ranjau itu tidak akan bekerja optimal. Maklum, jumlah musuh amat banyak. Akan tetapi, sebelum beranjak meninggalkan lokasi, pejuang itu mendengar suara “Utsbut, tsabatkallah” yang maknanya kurang lebih, “tetaplah di tempat maka Allah menguatkanmu.” Ucapan itu ia dengar berulang-ulang sebanyak tiga kali. “Saya mencari sekeliling untuk mengetahui siapa yang mengatakan hal itu kapada saya. Akan tetapi saya malah terkejut, karena tidak ada seorang pun yang bersama saya,” ucap mujahidin itu, sebagaimana ditirukan sang khatib.

Akhirnya sang mujahid memutuskan untuk tetap berada di lokasi. Ketika sebuah tank melewati ranjau yang tertanam, sesualu yang “ajaib” terjadi. Ranjau itu justru meledak amat dahsyat. Tank yang berada di dekatnya langsung hancur. Banyak serdadu Israel meninggal seketika. Sebagian dari mereka harus diangkut oleh helikopter. “Sedangkan saya sendiri dalam keadaan selamat,” kata mujahid itu lagi, melalui lidah khatib.

Cerita yang disampaikan oleh seorang penulis Mesir, Hisyam Hilali, dalam situs alraesryoon.com, ikut mendukung kisah-kisah sebelumnya. Abu Mujahid, salah seorang pejuang yang melakukan ribath (berjaga) mengatakan,

“Ketika saya mengamati gerakan tank-tank di perbatasan kota, dan tidak ada seorang pun di sekitar, akan tetapi saya mendengar suara orang yang bertasbih dan beritighfar. Saya berkali-kali mencoba untuk memastikan asal suara itu, akhirnya saya memastikan bahwa suara itu tidak keluar kecuali dari bebatuan dan pasir.”
Cerita mengenai “pasukan tidak dikenal” juga datang dari seorang penduduk rumah susun wilayah Tal Islam yang handak mengungsi bersama keluarganya untuk menyelamatkan diri dari serangan Israel.

Di tangga rumah ia melihat beberapa pejuang menangis. “Kenapa kalian menangis?” tanyanya. “Kami menangis bukan karena khawatir keadaan diri kami atau takut dari musuh. Kami menangis karena bukan kami yang bertempur. Di sana ada kelompok lain yang bertempur memporak-porandakan musuh, dan kami tidak tahu dari mana mereka datang,” jawabnya.

Saksi Serdadu Israel

Cerita tentang “serdadu berseragam putih” tak hanya diungkap oleh mujahidin Palestina atau warga Gaza. Beberapa personel pasukan Israel sendiri menyatakan hal serupa. Situs al-Qassam memberitakan bahwa TV Channel 10 milik Israel telah menyiarkan seorang anggota pasukan yang ikut serta dalam pertempuran Gaza dan kembali dalam keadaan buta.
“Ketika saya berada di Gaza, seorang tentara berpakaian putih mendatangi saya dan menaburkan pasir di mata saya, hingga saat itu juga saya buta,” kata anggota pasukan ini. Di tempat lain ada serdadu Israel yang mengatakan mereka pernah berhadapan dengan “hantu”. Mereka tidak diketahui dari mana asalnya, kapan munculnya, dan ke mana menghilangnya.

Masih dari Channel 10, seorang Lentara Israel lainnya mengatakan, “Kami berhadapan dengan pasukan berbaju putih-putih dengan jenggot panjang. Kami tembak dengan senjata, akan tetapi mereka tidak mati.” Cerita ini menggelitik banyak pemirsa. Mereka bertanya kepada Channel 10, siapa sebenarnya pasukan berseragam putih itu?

Sudah Meledak, Ranjau Masih Utuh

Di saat para mujahidin terjepit, hewan-hewan dan alam tiba-tiba ikut membantu, bahkan menjelma menjadi sesuatu yang menakutkan. Sebuah kejadian “aneh” terjadi di Gaza Selatan, tepatnya di daerah AI Maghraqah. Saat itu para mujahidin sedang memasang ranjau. Di saat mengulur kabel, tiba-tiba sebuah pesawat mata-mata Israel memergoki mereka. Bom pun langsung jatuh ke lokasi itu. Untunglah para mujahidin selamat. Namun, kabel pengubung ranjau dan pemicu yang tadi hendak disambung menjadi terputus. Tidak ada kesempatan lagi untuk menyambungnya, karena pesawat masih berputar-putar di atas.

Tak lama kemudian, beberapa tank Israel mendekati lokasi di mana ranjau-ranjau tersebut ditanam. Tak sekadar lewat, tank-tank itu malah berhenti tepat di atas peledak yang sudah tak berfungsi itu. Apa daya, kaum Mujahidin tak bisa berbuat apa-apa. Kabel ranjau jelas tak mungkin disambung, sementara tank-tank Israel telah berkumpul persis di atas ranjau.

Mereka merasa amat sedih, bahkan ada yang menangis ketika melihat pemandangan itu. Sebagian yang lain berdoa, “allahumma kama lam tumakkinna minhum, allahumma la tumakkin lahum,” yang maknanya, “Ya Allah, sebagaimana engkau tidak memberikan kesempatan kami menghadapi mereka, jadikanlah mereka juga lidak memiliki kesempatan serupa.”

Tiba-tiba, ketika fajar tiba, terjadilah keajaiban. Terdengar ledakan dahsyat persis di lokasi penanaman ranjau yang tadinya tak berfungsi. Setelah Tentara Israel pergi dengan membawa kerugian akibat ledakan lersebut, para mujahidin segera melihal lokasi ledakan. Sungguh aneh, ternyata seluruh ranjau yang telah mereka tanam itu masih utuh. Dari mana datangnva ledakan? Wallahu a’lam.

Masih dari wilayah Al Maghraqah. Saat pasukan Israel menembakkan artileri ke salah satu rumah, hingga rumah itu terbakar dan api menjalar ke rumah sebelahnya, para mujahidin dihinggapi rasa khawatir jika api itu semakin tak terkendali.
Seorang dari mujahidin itu lalu berdoa,”Wahai Dzat yang merubah api menjadi dingin dan tidak membahayakan untuk Ibrahim, padamkanlah api itu dengan kekuatan-Mu.” Maka, tidak lebih dari tiga menit, api pun padam. Para niujahidin menangis terharu karena mereka merasa Allah Subhanuhu wa Ta’ala (SWT) telah memberi pertolongan dengan terkabulnya doa mereka dengan segera.

Merpati dan Anjing

Seorang mujahid Palestina menuturkan kisah “aneh” lainnya kepada situs Filithin Al Aan (25/1/ 2009). Saat bertugas di wilayah Jabal Ar Rais, sang mujahid melihat seekor merpati terbang dengan suara melengking, yang melintas sebelum rudal-rudal Israel berjatuhan di wilayah itu.
Para mujahidin yang juga melihat merpati itu langsung menangkap adanya isyarat yang ingin disampaikan sang merpati. Begitu merpali itu melintas, para mujahidin langsung berlindung di tempat persembunyian mereka. Ternyata dugaan mereka benar. Selang beberapa saat kemudian bom-bom Israel datang menghujan. Para mujahidin itu pun selamat.

Adalagi cerita “keajaiban” mengenai seekor anjing, sebagaimana diberitakan situs Filithin Al Aan. Suatu hari, tatkala sekumpulan mujahidin Al Qassam melakukan ribath di front pada tengah malam, tiba-tiba muncul seekor anjing militer Israel jenis doberman. Anjing itu kelihatannya memang dilatih khusus untuk membantu pasukan Israel menemukan tempat penyimpanan senjata dan persembunyian para mujahidin.

Anjing besar ini mendekat dengan menampakkan sikap tidak bersahabat. Salah seorang mujahidin kemudian mendekati anjing itu dan berkata kepadanya, “Kami adalah para mujahidin di jalan Allah dan kami diperintahkan untuk tetap berada di tempat ini. Karena itu, menjauhlah dari kami, dan jangan menimbulkan masalah untuk kami.”
Setelah itu, si anjing duduk dengan dua tangannya dijulurkan ke depan dan diam. Akhirnya, seorang mujahidin yang lain mendekatinya dan memberinya beberapa korma. Dengan tenang anjing itu memakan korma itu, lalu beranjak pergi.

Kabut pun Ikut Membantu

Ada pula kisah menarik yang disampaikan oleh komandan lapangan Al Qassam di kamp pengungsian Nashirat, langsung setelah usai shalat dhuhur di masjid Al Qassam (17/1/2009). Saat itu sekelompok mujahidin yang melakukan ribath di Tal Ajul terkepung oleh tank-tank Israel dan pasukan khusus mereka. Dari atas, pesawat mata-mata terus mengawasi. Di saat posisi para mujahidin terjepit, kabut tebal tiba-tiba turun di malam itu. Kabut itu lelah menutupi pandangan mata tentara Israel dan membantu pasukan mujahidin keluar dari kepungan.

Kasus serupa diceritakan oleh Abu Ubaidah. salah satu pemimpin lapangan Al Qassam, sebagaimana ditulis situs almesryoon.com (sudah tidak bisa diakses lagi). la bercerita bagaimana kabut tebal tiba-tiba turun dan membatu para mujahidin untuk melakukan serangan. Awalnya, pasukan mujahiddin tengah menunggu waktu yang tepat untuk mendekati tank-tank tentara Israel guna meledakkannya. “Tak lupa kami berdoa kepada Allah agar dimudahkan untuk melakukan serangan ini,” kata Abu Ubaidah.

Tiba-tiba turunlah kabut tebal di tempat tersebut. Pasukan mujahidin segera bergerak menyelinap di antara tank-tank, menanam ranjau-ranjau di dekatnya, dan segera meninggalkan lokasi tanpa diketahui pesawat mata-mata yang memenuhi langit Gaza, atau oleh pasukan infantri Israel yang berada di sekitar kendaraan militer itu.

Selamat Dengan al-Qur’an

Cerita ini bermula ketika salah seorang pejuang yang menderita luka memasuki rumah sakit As Syifa’. Seorang dokter yang memeriksanya kaget ketika mengelahui ada sepotong proyektil peluru bersarang di saku pejuang tersebut. Yang membuat ia sangat kaget adalah timah panas itu gagal menembus jantung sang pejuang karena terhalang oleh sebuah buku doa dan mushaf al-Qur’an yang selalu berada di saku sang pejuang.

Buku kumpulun doa itu berlobang, namun hanya sampul muka mushaf itu saja yang rusak, sedangkan proyektil sendiri bentuknya sudah “berantakan”. Kisah ini disaksikan sendiri oleh Dr Hisam Az Zaghah, dan diceritakannya saat Festival Ikatan Dokter Yordan sebagaimana ditulis situs partai Al Ikhwan Al Muslimun (23/1/2009).

Dr. Hisam juga memperlihatkan bukti berupa sebuah proyektil peluru, mushaf Al Qur’an, serta buku kumpulan doa-doa berjudul Hishnul Muslim yang menahan peluru tersebut.
Abu Ahid, imam Masjid AnNur di Hay As Syeikh Ridzwan, juga punya kisah menarik. Sebelumnya, Israel telah menembakkan 3 rudalnya ke masjid itu hingga tidak tersisa kecuali hanya puing-puing bangunan. “Akan tetapi mushaf-mushaf Al Quran tetap berada di tampatnya dan tidak tersentuh apa-apa,” ucapnya seraya tak henti bertasbih.

“Kami temui beberapa mushaf yang terbuka tepat di ayat-ayat yang mengabarkan tentang kemenangan dan kesabaran, seperti firman Allah, ‘Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata, sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali,”(Al-Baqarah [2]: 155-156),” jelas Abu Ahid sebagaimana dikutip Islam Online (15/1/2009).

Harum Jasad Para Syuhada

Abdullah As Shani adalah anggota kesatuan sniper (penembak jitu) al-Qassam yang menjadi sasaran rudal pesawat F-16 Israel ketika sedang berada di pos keamanan di Nashirat, Gaza.
Jasad komandan lapangan al-Qassam dan pengawal khusus para tokoh Hamas ini “hilang” setelah terkena rudal. Selama dua hari jasad tersebut dicari, ternyata sudah hancur tak tersisa kecuali serpihan kepala dan dagunya. Serpihan-serpihan tubuh itu kemudian dikumpulkan dan dibawa pulang ke rumah oleh keluarganya untuk dimakamkan.

Sebelum dikebumikan, sebagaimana dirilis situs syiria-aleppo. com (24/1/2009), serpihan jasad tersebut sempat disemayamkan di sebuah ruangan di rumah keluarganya. Beberapa lama kemudian, mendadak muncul bau harum misk dari ruangan penyimpanan serpihan tubuh tadi.

Keluarga Abdullah As Shani’ terkejut lalu memberitahukan kepada orang-orang yang mengenal sang pejuang yang memiliki kuniyah (julukan) Abu Hamzah ini. Lalu, puluhan orang ramai-ramai mendatangi rumah tersebut untuk mencium bau harum yang berasal dari serpihan-serpihan tubuh yang diletakkan dalam sebuah kantong plastik. Bahkan, menurut pihak keluarga, 20 hari setelah wafatnya pria yang tak suka menampakkan amalan-amalannya ini, bau harum itu kembali semerbak memenuhi rungan yang sama.

Cerita yang sama terjadi juga pada jenazah Musa Hasan Abu Nar, mujahid Al Qassam yang juga syahid karena serangan udara Israel di Nashiriyah. Dr Abdurrahman Al Jamal, penulis yang bermukim di Gaza, ikut mencium bau harum dari sepotong kain yang terkena darah Musa Hasan Abu Nar. Walau kain itu telah dicuci berkali-kali, bau itu tetap semerbak.

Ketua Partai Amal Mesir, Majdi Ahmad Husain, menyaksikan sendiri harumnya jenazah para syuhada. Sebagaunana dilansir situs Al Quds Al Arabi (19/1/2009), saat masih berada di Gaza, ia menyampaikan, “Saya telah mengunjungi sebagian besar kota dan desa-desa. Saya ingin melihat bangunan-bangunan yang hancur karena serangan Israel. Percayalah, bahwa saya mencium bau harumnya para syuhada.”

Dua Pekan Wafat, Darah Tetap Mengalir

Yasir Ali Ukasyah sengaja pergi ke Gaza dalam rangka bergabung dengan sayap milisi pejuang Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam. Ia meninggalkan Mesir setelah gerbang Rafah, yang menghubungkan Mesir-Gaza, terbuka beberapa bulan lalu. Sebelumnya, pemuda yang gemar menghafal al-Qur’an ini sempat mengikuti wisuda huffadz (para penghafal) al-Qur’an di Gaza dan bergabung dengan para mujahidin untuk memperoleh pelatihan militer. Sebelum masuk Gaza, di pertemuan akhir dengan salah satu sahabatnya di Rafah, ia meminta didoakan agar memperoleh kesyahidan.

Untung tak dapat ditolak, malang tak dapat diraih, di bumi jihad Gaza, ia telah memperoleh apa yang ia cita-citakan. Yasir syahid dalam sebuah pertempuran dengan pasukan Israel di kamp pengungsian Jabaliya. Karena kondisi medan, jasadnya baru bisa dievakuasi setelah dua pekan wafatnya di medan pertempuran tersebut. Walau sudah dua pekan meninggal, para pejuang yang ikut serta melakukan evakuasi menyaksikan bahwa darah segar pemuda berumur 21 tahun itu masih mengalir dan fisiknya tidak rusak. Kondisinya mirip seperti orang yang sedang tertidur.

Sebelum syahid, para pejuang pernah menawarkan kepadanya untuk menikah dengan salah satu gadis Palestina, namun ia menolak. “Saya meninggalkan keluarga dan tanah air dikarenakan hal yang lebih besar dari itu,” jawabnya. Kabar tentang kondisi jenazah pemuda yang memiliki kuniyah Abu Hamzah beredar di kalangan penduduk Gaza. Para khatib juga menjadikannya sebagai bahan khutbah Jumat mereka atas tanda-tanda keajaiban perang Gaza. Cerita ini juga dimuat oleh Arab Times (7/2/ 2009).

Terbunuh 1.000, Lahir 3.000

Hilang seribu, tumbuh tiga ribu. Sepertinya, ungkapan ini cocok disematkan kepada penduduk Gaza. Kesedihan rakyat Gaza atas hilangnya nyawa 1.412 putra putrinya, terobati dengan lahirnya 3.700 bayi selama 22 hari gempuran Israel terhadap kota kecil ini. Hamam Nisman, Direktur Dinas Hubungan Sosial dalam Kementerian Kesehatan pemerintahan Gaza menyatakan bahwa dalam 22 hari 3.700 bayi lahir di Gaza. “Mereka lahir antara tanggal 27 Desember 2008 hingga 17 Januari 2009, ketika Israel melakukan serangan yang menyebabkan meninggalnya 1.412 rakyat Gaza, yang mayoritas wanita dan anak-anak,” katanya.

“Setiap tahun 50 ribu kasus kelahiran tercatat di Gaza. Dan, dalam satu bulan tercatat 3.000 hingga 4.000 kelahiran. Akan tetapi di masa serangan Israel 22 hari, kami mencatat 3.700 kelahiran dan pada sisa bulan Januari tercatat 1.300 kelahiran. Berarti dalam bulan Januari terjadi peningkatan kelahiran hingga 1.000 kasus.

Rasio antara kematian dan kelahiran di Gaza memang tidak sama. Angka kelahiran, jelasnya lagi, mencapai 50 ribu tiap tahun, sedang kematian mencapai 5 ribu. Israel sengaja membunuh para wanita dan anak-anak untuk menghapus masa depan Gaza. Sebanyak 440 anak-anak dan 110 wanita telah dibunuh dan 2.000 anak serta 1.000 wanita mengalami luka-luka.

Allahhu Akbar... apa yang DIA kehendaki pasti terjadi..!!Smoga kemenangan berpihak kepada yang benar...!We Love Gazaa...!




BAGIKAN ARTIKEL : Facebook Twitter Google+ Linkedin

Thursday, 25 April 2013

Korban Salah Tangkap Yang Dijatuhi Hukuman Mati

Aparat salah tangkap terjadi hampir setiap waktu di pelbagai belahan dunia. Peristiwa ini seolah menjadi umum, namun bagaimana jika korban salah tangkap itu dijatuhi hukuman mati?

Dilansir dari listverse.com, setidaknya ada lima orang tidak bersalah mendapat tuduhan kejahatan kelas kakap. Eksekusi berada di depan mata mereka. Namun takdir berkata lain. Mereka dinyatakan tidak bersalah tepat di detik-detik pelaksanaan hukuman berjalan. Siapa saja mereka? Berikut ulasannya

1. Sakae Menda


http://klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2013/04/25/181700/paging/540x270/sakae-menda-rev2.jpg
Tidak ada yang menyangkal 34 tahun waktu cukup panjang dan akan semakin lama saat menunggu giliran mati sebab kesalahan tidak dilakukan. Itu dialami lelaki asal Jepang Sakae Menda. Menda divonis mati dengan tuduhan membunuh pendeta dan istrinya tinggal dekat rumah dia. Pada 1948 dia ditahan dan menghabiskan waktu lebih dari tiga dekade dalam penjara sebelum akhirnya terbukti tidak bersalah. Lelaki 87 tahun itu kini menjadi pegiat untuk menghapus hukuman mati. Dia juga sering melobi Perserikatan Bangsa-Bangsa agar menghilangkan eksekusi dari dunia.

2. Gregorio Valero dan Leon Sanchez


http://klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2013/04/25/181700/paging/540x270/gregorio-valero-dan-leon-sanchez-rev2.jpg
Pada 1910 dua lelaki Spanyol bernama Gregorio Valero dan Leon Sanchez dijatuhi hukuman mati sebab kasus pembunuhan tidak mereka lakukan. Korban seorang penggembala biri-biri bernama Jose Maria Grimaldos Lopez diyakini tewas dihabisi keduanya. Namun polisi tidak benar-benar menemukan mayatnya.

Kasus salah tangkap mereka menjadi tersohor se-Spanyol. Keduanya dipenjara pada 1913 dan menunggu eksekusi hingga lima tahun. Namun hukuman mati itu ditiadakan lantaran polisi menemukan fakta Lopez masih hidup dan tinggal di kota lain. Keduanya dibebaskan dan terhindar dari eksekusi.

3. Kirk Bloodsworth


http://klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2013/04/25/181700/paging/540x270/kirk-bloodsworth-rev2.jpg

Kasus tersangka bebas dari hukuman mati banyak terjadi di Amerika Serikat. Namun peristiwa menimpa Kirk Bloodsworth mungkin paling konyol. Dia satu-satunya lelaki dituding melakukan pembunuhan setelah polisi menggunakan metode pemeriksaan DNA untuk mengetahui pembunuh sebenarnya.

Harusnya DNA dapat dengan mudah mengenali pelaku dengan tingkat kesalahan hampir tidak ada. Namun kelalaian polisi ini hampir menghilangkan nyawa Bloodsworth. Lelaki itu dijatuhi hukuman mati atas tindakan pembunuhan tidak dilakukannya. Selain itu dia juga dituding memperkosa dan menghabisi nyawa seorang anak usia sembilan tahun.

Setelah diadakan pemeriksaan ulang ternyata Bloodsworth tidak bersalah.

4. John Thompson


http://klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2013/04/25/181700/paging/540x270/john-thompson-rev2.jpg
Ini dia kasus penjatuhan hukuman mati salah tempat paling diingat publik Amerika Serikat. John Thompson dinyatakan tidak bersalah atas kasus pembunuhan dan perampokan 39 menit sebelum dia dieksekusi. Thompson harus berterima kasih pada pengacara pribadinya yang tidak menyerah untuk mencari bukti jika kliennya tidak bersalah. Buah kegigihan itu mendapatkan hasil. Tipe darah Thompson tidak sama dengan yang ditemukan di tempat kejadian perkara. Dia lolos dari eksekusi.

5. Akabori Masao


http://klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2013/04/25/181700/paging/540x270/akabori-masao-rev2.jpg

Seorang lelaki Jepang Akabori Masao dijatuhi hukuman mati lantaran mengaku bersalah atas sejumlah kejahatan termasuk penculikan, pemerkosaan, dan pembunuhan anak-anak. Nyatanya dia tidak benar-benar melakukannya. Dia bilang pernyataan itu keluar dari mulutnya di bawah tekanan aparat.

Namun akhirnya Masao terbukti tidak bersalah. Dia dibebaskan dan mendapat kompensasi uang dari pemerintah Jepang sebab polisinya salah tangkap. 
Bagaimana jika kejadian ini menimpa anda ? apakah anda siap ? :D

Sumber : merdeka.com


BAGIKAN ARTIKEL : Facebook Twitter Google+ Linkedin

Saturday, 13 April 2013

Kelaparan Paling Parah di Dunia

Kelaparan melanda sebuah negara sebenarnya bukan faktor alam saja. Sejarah membuktikan, beberapa kelaparan hebat di pelbagai belahan bumi lantaran faktor manusia. Mengerikan saat mengetahui jumlah korbannya. Dilansir dari listverse.com, setidaknya ada lima kelaparan hebat sepanjang sejarah yang membunuh hingga puluhan juta orang. Kapan dan negara mana saja terkena kemarau berkepanjangan itu? Berikut ulasannya.

1. Kelaparan China 1958-1962


Ini dia kelaparan terburuk sepanjang sejarah China dan sejagat. Kelaparan ini murni ulah pemerintah dan pemimpin komunis yang sengaja ingin menghilangkan sebuah populasi tidak diinginkan. Untuk mencapai tujuannya ini pemerintah merampas tanah-tanah milik petani pribadi pada 1958 dan membuatnya komunal untuk meningkatkan produksi pertanian. Selain itu Negeri Tirai Bambu ini juga tengah mengembangkan produksi besi dan baja. Jutaan petani dipekerjakan secara paksa.

China juga membuat kesalahan fatal dengan menerapkan metode penananam baru yakni bibit ditanam 3-5 meter di bawah tanah namun jaraknya berdekatan supaya peran tanah bisa dimaksimalkan dan lebih efisien. Namun pada prakteknya benih itu pertumbuhannya terganggu lantaran berdesakan. Kebijakan ini gagal. Ditambah dengan bencana banjir pada 1959 dan kekeringan tahun selanjutnya, ini mempengaruhi bangsa China. Kelaparan ini menyebabkan 43 juta orang meninggal.

2. Kelaparan India 1783


Kelaparan pernah menimpa India Utara terjadi pada 1783 dan disebut kelaparan Chalisa terjadi di penanggalan Hindu dikenal Vikram Samvat. Tiba-tiba pada tahun itu Hegeri Hindustan mengalami kekeringan parah. Kekeringan ini terjadi setelah sebelumnya badai El Nino membawa awan hujan hingga curahnya hanya sebentar. Banyak tanaman menjadi mati, begitu pun hewan. Mereka kekurangan makanan dan air minum. Kelaparan ini menewaskan 11 juta rakyat India.

3. Kelaparan Uni Sovyet 1932-1933


Hingga runtuhnya Uni Sovyet pada 1990-an kelaparan melanda negara itu tidak terdeteksi oleh lawan mereka di barat. Penyebab utama peristiwa itu yakni kolektifitas tanah pertanian. Koletifitas tanah pertanian mengacu pada sistem perampokan lahan oleh pemerintah pada saat itu dipimpin oleh Joseph Stalin. Pemerintah menanam tanah-tanah itu dengan benih namun penggarapannya kurang maksimal benih akhirnya tidak tumbuh. Kelaparan massal melanda. Peristiwa ini membunuh sekitar 10 juta orang.

4. Kelaparan Bengali 1770 dan 1943


Bengali salah satu wilayah di India pernah terhantam peristiwa kelaparan terparah sejagat. Kelaparan melanda pada dua tahun dan ini menewaskan penduduk total 17 juta orang. Pertama pada 1770. Saat itu India masih dikuasai Inggris. Kekeringan tengah melanda dan kekurangan pasokan bahan makanan diabaikan oleh pemerintah Britania. Inggris juga menyuruh warga Bengali menanam nila dan candu lantaran harganya lebih mahal dari beras. Tanpa stok beras di musim paceklik warga akhirnya banyak merenggang nyawa.

Sementara pada 1943 selain disebabkan bencana alam, perang dunia ke II juga membuat Bengali kehilangan mitra dagang mereka terbesar yakni Myanmar. Ditambah banjir besar yang memporak-porandakan lahan pertanian. Sekitar 90 persen sektor ini hancur dan persediaan makanan tidak ada.

5. Kelaparan Korea Utara


Korea Utara paling sering dilanda kelaparan bahkan hingga kini. Penghasilan sebulan hanya Rp 59 ribu tentunya tidak mencukupi warga membeli bahan pangan. Bahkan terakhir seorang bapak memakan jenazah anaknya lantaran sangat lapar.

Namun kelaparan paling parah terjadi pada kurun waktu 1994-1998. Peristiwa ini terjadi lantaran gabungan dari bencana alam dan ulah pemimpinnya Kim Jung Il. Pada 1995 banjir besar menghancurkan 1,5 juta ton tanaman padi. Lalu disusul kebijakan politik Jung Il yang menyuruh warganya untuk menempatkan kepentingan militer di atas segala-galanya. Seluruh milik sipil dirampas demi kebutuhan angkatan bersenjata. akibatnya 3 juta orang tewas kelaparan, termasuk bayi-bayi lahir dengan penyakit kekurangan nutrisi.

Sumber : merdeka.com




BAGIKAN ARTIKEL : Facebook Twitter Google+ Linkedin

 

Copyright @ 2015 INFORMASI DAN TEKNOLOGI.

Designed by Deddy De Gazaa | Boh Jak